PRIMBON, RAMALAN HANTU, GAIB UNIK, MISTERI KONSULTASI HUBUNGI KAMI

HOROSKOP JAWA [LENGKAP] - Misteri Pranata Mangsa

Oleh: Ki Hudoyo Doyodipuro, Occ

Tgl. Lahir

Mengungkap Misteri Pranata Mangsa dalam Horoskop Jawa: Kekuatan Gaib di Balik Alam Semesta
Horoskop Jawa adalah salah satu warisan budaya yang kaya dalam masyarakat Jawa. Dalam sistem astrologi ini, ada banyak konsep dan istilah yang mungkin belum dikenal secara luas di luar budaya Jawa. Salah satu konsep yang menarik untuk dieksplorasi adalah "Pranata Mangsa". Pada bagian ini, kita akan mengungkap misteri di balik Pranata Mangsa dalam horoskop Jawa dan bagaimana kekuatan gaib ini memengaruhi kehidupan manusia.

Pengertian Pranata Mangsa
Pranata Mangsa adalah istilah dalam horoskop Jawa yang mengacu pada periode waktu tertentu dalam satu tahun. Pranata Mangsa dibagi menjadi dua belas bagian, mirip dengan zodiak dalam astrologi Barat, namun memiliki makna dan pengaruh yang lebih kompleks. Setiap Pranata Mangsa memiliki karakteristik dan sifat yang berbeda, serta mempengaruhi peristiwa dan kehidupan manusia dalam berbagai cara.

Misteri di Balik Pranata Mangsa

Pengaruh Pranata Mangsa dalam Kehidupan Sehari-hari
Pranata Mangsa memiliki dampak yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa. Banyak orang memperhatikan Pranata Mangsa ketika merencanakan kegiatan atau membuat keputusan penting. Beberapa pengaruh Pranata Mangsa dalam kehidupan sehari-hari meliputi:
Program HOROSKOP JAWA ini dibuat berdasarkan buku setebal 647 halaman dengan judul "HOROSKOP JAWA - Misteri Pranata Mangsa" yang disusun oleh Bpk. Ki Hudoyo Doyodipuro, Occ.

Sebagai catatan, bahwa penyusun buku HOROSKOP JAWA ini pada tanggal 2 November 1998 telah mendapat sertifikat dari Menteri Negara Pariwisata, Seni dan Budaya, sebagai penyusun buku budaya yang baik.

Pada tanggal 20 Mei 2000, penyusun mendapat "Bintang Emas" penghargaan "PLKJ AWARD VIII" dari Pusat Lembaga Kebudayaan Jawa (PLKJ) di Surakarta.

Pada tanggal 19 Oktober 2001, dari Lembaga Parentah Keraton Surakarta Hadiningrat, penyusun mendapatkan anugerah gelar Kebangsawanan Riyo Nginggil dari S.I.S.K.S. PB.XII dengan sebutan Ki Kanjeng Raden Haryo Tumenggung (Ki KRHT) Hudoyodipuro.

Hal tersebut merupakan bukti bahwa menggali budaya lelulur atau nenek moyang kita adalah salah satu upaya positif untuk melestarikan kebudayaan bangsa, dan terbukti mendapat dukungan dari segala lapisan masyarakat, lembaga pemerintah ataupun lembaga swasta yang terkait.